HK. KELISTRIKAN ARUS
SEARAH
- Pengertian arus listrik searah
Listrik Arus
Searah (Direct Current atau DC) adalah aliran elektron dari suatu titik yang
energi potensialnya tinggi ke titik yang lebih rendah. Pada umumnya sumber arus
listrik searah adalah baterai seperti aki dan elemen volta dan juga panel
surya. Selain dari aki sumber arus searah didapat juga melalui arus bolak balik
yang yang dirubah menjadi arus searah yaitu dengan menggunakan penyearah
(Rectifier).
Arus searah
biasanya mengalir pada sebuah konduktor. Dahulunya arus listrik searah dianggap
sebagai arus positif yang mengalir dari ujung sumber positif ke ujung sumber
negatif. Pengamatan-pengamatan yang lebih baru menemukan bahwa sebenarnya arus
searah merupakan arus negatif (elektron) yang mengalir dari kutub negatif ke
kutub positif. Aliran elektron ini menyebabkan terjadinya lubang-lubang
bermuatan positif, yang “tampak” mengalir dari kutub positif ke kutub negatif.
Arus listrik searah banyak digunakan dalam peralatan rumah tangga, hal ini karena
komponen elelktonika sebagian besar adalah menggunakan arus searah.
- Pengertian arus listrik
Dalam tinjauan
mikroskopik, sebuah benda dikatakan brmuatan listrik jika benda tersebut
kelebihan atau kekurangan elektron. Benda yang kelebihan elektron akan bermuatan
negatif, sedangkan benda yang kekurangan elektron akan bermuatan positif.
Ketika dua
benda yang berbeda jumlah muatannya ( positif dan negative ) dihubungkan dengan
sebuah konduktor, sebagian muatan (positif dan negatif ) salah satu dari kedua
benda akan saling mengalir menuju benda lainnya melalui konduktorsehingga
dicapai keadaan seimbang yakni muatan listrik kedua benda menjadi sama.
Terjadinya aliran arus listrik karena perbedaan potensial listrik yang
mendorong muatan positif mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah.
Aliran muatan listrik positif in disebut arus listrik. Arus listrik mengalir
secara spontan dari potensial tinggi ke potensial rendah melalui konduktor,
tetapi tidak dalam arah sebaliknya. Aliran muatan ini dapat dianalogikan dengan
aliran air dari tempat ( potensial gravitasi ) tinggi ke tempat ( potensial
gravitasi) rendah.
- Kuat arus listrik
banyaknya muatan listrik yang mengalir pada
suatu penghantar tiap satuan waktu. Simbol kuat arus listrik adalah I.
Secara
sistematis kuat arus listrik dituliskan dengan persamaan sebagai berikut:
Ket :
I = kuat arus listrik (A)
Ket :
I = kuat arus listrik (A)
q = muatan listrik (C)
t = waktu (s)
Banyaknya
muatan yang mengalir pada konduktor besarnya sama dengan kelipatan besar muatan
sebuah electron – 1,6. C Jika pada konduktor mengalir n buah , maka total
muatan yang mengalir memenuhi persamaan sebagai berikut. Rapat arus (J)
adalah besar kuat arus listrik per satuan luas penampang. Satuan rapat arus
dalam system SI adalah ampere / atau A.
- Hukum-hukum kelistrikan arus searah
- Hukum Ohm
Arus Listrik
mengalir dari potensial tinggi ke potensial rendah. Dari hasil percobaan George
Simon Ohm ( 1787 – 1854 ) beliau menyimpulkan bahwa “Besarnya beda potensial
listrik ujung – ujung penghantar yang berhambatan tetap sebanding dengan kuat
arus listrik yang mengalir melalui penghantar tersebut selama suhu penghantar
tersebut dijaga tetap”. Karena beda potensial sebanding dengan kuat arus, maka
perbandingan tegangan dengan kuat arus adalah konstan.
Dari percobaan
lebih lanjut dengan menggunakan penghantar yang berhambatan R, ternyata
diperoleh huungan sebagai berikut.
Ket :
V = beda potensial ( volt )
V = beda potensial ( volt )
I = kuat arus
( ampere )
R = hambatan
kawat penghantar ( Ω )
- Hukum Kirchhoff
Rangkaian
sederhana dapat terdiri dari lampu, sakelar, dan baterai yang satu sama lain
terhubung oleh kawat / kabel. Ketika sakelar masih terbuka, arus listrik b`elum
mengalir shingga lampu menjadi padam. Sebaliknya ketika sakelar dismbungkan,
arus mengalir dari kutub positif baterai ke kutub negative baterai melalui
kabel dan lampu sehingga lampu menyala. Sebelum sakelar dihubungkan, rangkaian
listrik disebut rangkaian listrik terbuka, sedangkan setelah dihubungkan dengan
sakelar, disebut rangkaian listrik tertutup. Rangkaianseperti ini secara umum
disebut rangkaian listrik arus searah.Rangkaian listrik arus searah yang
terdiri dari sebuah baterai dan beban disebut rangkaian listrik sederhana.
ü Hukum
I Kirchhoff
Kuat arus
listrik dalam suatu rangkain tak bercabang, besarnya selalu sama. Lampu – Lampu
dirumah kita pada umumnya terpasang secara pararel.Rangkaian listrik biasanya
terdiri banyak hubugan sehingga akan terdapat banya cabang atau lebih. Hukum I
Kirchhoff menyatakan bahwa jumlah arus yang masuk pada titik percbangan sama
dengan jumlah arus yang keluar dari titik percabangan tersebut. Ilustrasi hokum
I Kirchhoff seperti pada gambar berikut ini.
ü Hukum
II Kirchhoff
Menjelaskan
tentang beda potensial mengitari suatu rangkaian tertutup. Hukum II Kirhhoff
menyatakan di dalam sebuah rangkaian tertutup, jumlah aljabar gaya gerak
listrik ( E ) dengan penurunan tegangan ( I.R ) sama dengan 0.Secara
sistematis, hokum II Kirchhoff memenuhi persamaan :
Beberapa langkah
untuk menganalisis rangkaian tertutup dengan loop tungal sesuai hukum II
kirchhoff menggunakan ketentuan – ketentuan sebagai berikut.
Pilih rmasing
rangkaian untuk msing-masing lintasan tertutup dengan arah tertentu.pemilihan loop bebas,talpi jika memungkinkan di usahakan searah dengan arah arus listrik
,
Jika pada
suatu cabang,arah loop sama dengan arah arus,maka penurunan tegangan (IR)
betanda positif,sedangkan bila arah loop brlawanan arah dengan arah arus,maka
penurunan tegangan (I, R) bertanda negatif.
Bila saat
mengikuti arah loop, kutulp sumber tegangan yang lllebih dahulu di jumpai
adalah kutup positif ,maka gaya gerak listrik bertanda positif,sebalik nya bila
kutup negatif.maka penurunan tegangan (I , R) bertanda negatif,
Hambatan Kawat
Hambatan suatu
kawat adalah;
1. sebanding
dengan hambat jenis kawat
2. sebanding
dengan panjang kawat
3. sebanding
terbalik dengan luas penampung kawat
dengan rumus:
R = . l
A
R = hambatan
kawat (ohm) l = panjang kawat (m)
= hambatan
jenis kawat (ohm.m) = luas penampung kawat (m2)
Bagaimana
Arus, Tegangan, dan Tahanan / Resistansi pada suatu rangkaian listrik
berhubungan? Rangkaian listrik terbentuk ketika jalur konduktif dibuat untuk
memperbolehkan elektron bebas untuk bergerak secara berkelanjutan. Pergerakan elektron
bebas secara berkelanjutan ini disebut sebagai Arus Listrik. Sedangkan gaya
yang menyebabkan elektron mengalir dalam sebuah rangkaian listrik disebut
Tegangan.
Elektron bebas
yang mengalir melalui konduktor mendapat gesekan-gesekan yang menyebabkan
terhambat-nya aliran elektron tersebut, gesekan-gesekan yang menghambat aliran
elektron tersebut disebut sebagai Resistansi.
Hubungan
antara arus, tegangan, dan resistansi dalam suatu rangkaian listrik ini
ditemukan oleh seseorang berkebangsaan Jerman bernama Georg Simon Ohm. Prinsip
yang ditemukan oleh Ohm bahwa jumlah arus listrik yang mengalir pada konduktor
dalam suatu rangkaian berbanding lurus terhadap tegangan yang melewati-nya,
pada temperatur berapapun. Ohm mengekspresikan temuan-nya tentang bagaimana
hubungan antara arus, tegangan, dan resistansi dalam sebuah persamaan
sederhana.
V = I x R
Dimana “V”
merupakan tegangan listrik yang diukur dalam satuan Volt (V), “I” merupakan
arus listrik yang diukur dalam satuan Ampere (A), dan “R” merupakan resistansi
yang diukur dalam satuan Ohm (Ω).
rangkaian-listrik
Pada ilustrasi
gambar rangkaian di atas diketahui bahwa rangkaian memiliki tegangan sebesar
12V dan resistansi beban sebesar 5Ω sedangkan arus listrik-nya tidak diketahui.
Untuk mengetahui-nya gunakan persamaan hukum Ohm dengan sedikit modifikasi.
Untuk mengetahui arus listrik jika tegangan dan resistansi-nya diketahui
adalah.
I = V / R
I = 12V / 5Ω
I = 2.4 Ampere
Jadi arus listrik yang mengalir pada rangkaian
di atas adalah 2.4 Ampere.
Hukum Ohm
sangat sederhana dan sangat berguna untuk menganalisa suatu rangkaian listrik.
Untuk mempermudah menggunakan persamaan Ohm jika kita akan menggunakan persamaan
tersebut bukan hanya untuk mencari tegangan, misal kita ingin mengetahui arus
listrik atau nilai resistansi yang belum diketahui pada suatu rangkaian
listrik, gunakan trik berikut dengan menyusun V, I, dan R dalam bentuk segitiga
transposisi seperti diilustrasikan berikut ini.
persamaan-ohm1
Untuk
mengetahui tegangan (V), pada segitiga persamaan Ohm di atas, “V” diberi warna
biru yang berarti nilai yang dicari. Sedangkan arus (I) dan resistansi ® diberi
warna hijau yang berarti solusi untuk mencari nilai “V”, karena posisi “I” dan
“R” sejajar secara horizontal dalam segitiga tersebut yang memiliki arti I x R,
jadi V = I x R.
persamaan-ohm2
Pada segitiga
kedua digunakan untuk mencari nilai arus (I) ditandai dengan “I” diberi warna
biru. Sedangkan tegangan “V” dan resistansi “R” diberi warna hijau yang berarti
solusi untuk mencari nilai “I”. Posisi “V” dan “R” berada pada posisi vertikal
sehingga memiliki arti V / R, jadi I = V / R.
persamaan-ohm3
Pada segitiga
ketiga digunakan untuk mencari nilai resistansi ® yang ditandai dengan “R”
diberi warna biru. Sedangkan tegangan “V” dan arus “I” diberi warna hijau yang
berarti solusi untuk mencari nilai “R” dan posisi “V” dan “I” berada pada
posisi vertikal sehingga memiliki arti V / I, jadi R = V / I.
§ Daya pada rangkaian listrik arus searah.
Power atau
daya adalah berapa besar gaya yang dapat dilakukan dalam setiap waktu. Daya
secara mekanik yang biasa digunakan di amerika adalah menggunakan horsepower.
Daya listrik biasanya diberi satuan watt, dan bisa dihitung dengan persamaan P
= IE. Daya listrik dihasilkan oleh tegangan dan arus. Horsepower dan watt
adalah dua hal yang berbeda namun menjelaskan hal yang sama dalam menjelaskan
persamaan fisika, dengan 1 horsepower setara dengan 747,5 watt.
Beberapa
bentuk persamaan daya atau biasa disebut dengan hukum joule P = IE , namun
dengan persamaan tersebut untuk rangkaian DC kita bisa menghasilkan beberapa
persamaan lagi apabila disatukan dengan persamaan pada hukum ohm.
P =IE , hukum
joule
E = IR , hukum
ohm
Maka akan diperoleh persamaan sbb;
P = IE,
apabila E dimasukkan ke persamaan maka akan menghasilkan P = I I R, atau akan menjadi P = I2R,
Dan ketika
pada hukum ohm apabila kita hanya mengetahui E dan R saja maka akan didapat
persamaan. I = E/R, dan apa bila dimasukkan ke persamaan joule maka akan
menjadi P = E/R.xE, atau sama dengan P = E2/R.
Maka akan
didapatkan persamaan hasil gabungan antara persamaan joule dan ohm menjadi P =
I2R ; P = IE ; P = E2/R , dan untuk daya dengan satuan watt biasa diberi symbol
W.